Artikel Detail

Vape di Irlandia Kini Kena Pajak, Berlaku Resmi per 1 November

Irlandia Terapkan Pajak Baru untuk Cairan Rokok Elektrik Mulai November 2025


Mulai 1 November 2025, Pemerintah Irlandia resmi mengenakan pajak baru terhadap cairan rokok elektrik (e-liquid). Kebijakan bernama E-liquid Products Tax (EPT) ini menetapkan tarif €0,50 per mililiter, atau sekitar Rp9.660 (berdasarkan kurs €1 = Rp19.325). Dengan ketentuan tersebut, Irlandia kini termasuk dalam jajaran negara dengan pajak vape tertinggi di Uni Eropa, hanya kalah dari Montenegro yang menetapkan tarif €0,90/mL.


Dampak Langsung pada Harga Produk


Pajak ini berlaku bagi seluruh jenis e-liquid, baik yang mengandung nikotin maupun tidak. Konsekuensinya, harga cairan berukuran 10 mL—ukuran maksimum yang diizinkan di Uni Eropa—diprediksi melonjak hampir dua kali lipat, dari sebelumnya sekitar €2,5 menjadi €5 (sekitar Rp193.000).


Perubahan juga akan terasa pada vape sekali pakai (disposable). Saat ini, produk berisi 2 mL e-liquid dijual sekitar €8 (Rp154.600). Dengan tambahan pajak dan PPN, harga akhirnya naik menjadi €9,23 atau sekitar Rp178.400.


Bagian dari Strategi Kesehatan Publik


Menurut Menteri Keuangan Irlandia Paschal Donohoe, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengurangi konsumsi vape, terutama di kalangan remaja. Langkah ini juga akan dilengkapi dengan rencana pelarangan vape sekali pakai, pembatasan varian rasa dan desain kemasan, serta penerapan kemasan polos.


Awalnya, EPT dijadwalkan berlaku pertengahan 2025, namun pelaksanaannya ditunda karena alasan teknis. Donohoe memastikan bahwa meskipun sempat mundur, kebijakan ini tetap dijalankan pada November.


Perlindungan bagi Anak Muda


Menteri Kesehatan Irlandia menegaskan, fokus utama pemerintah adalah melindungi generasi muda dari bahaya adiksi nikotin. Ia menyoroti meningkatnya tren penggunaan vape di kalangan remaja dan menyebut kebijakan ini sebagai langkah pencegahan penting untuk melindungi kesehatan masyarakat jangka panjang.


Selain pajak, pemerintah juga menyiapkan aturan tambahan, antara lain:


  • Larangan penjualan vape sekali pakai

  • Pembatasan iklan dan promosi di titik penjualan

  • Pelarangan perangkat yang menyerupai mainan

  • Pembatasan nama rasa menjadi istilah generik

  • Kewajiban kemasan polos tanpa desain mencolok


Kritik dari Kelompok Pengurangan Dampak Merokok


Meskipun dimaksudkan untuk melindungi masyarakat, kebijakan ini memicu kritik dari sejumlah pihak. New Nicotine Alliance Ireland (NNAI) menilai pajak tinggi justru bisa menghambat upaya berhenti merokok, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah.


Menurut mereka, harga e-liquid 10 mL dapat melonjak dari €3 menjadi €9, menjadikannya tidak terjangkau bagi banyak pengguna. NNAI menekankan bahwa vape telah membantu sekitar 38% mantan perokok di Irlandia dalam proses berhenti merokok.


Pandangan Pakar Kesehatan


Beberapa pakar adiksi menilai pendekatan pemerintah tidak seimbang, karena menyamakan risiko antara rokok konvensional dan vape tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat bahaya. Mereka memperingatkan bahwa kenaikan harga dan pembatasan akses dapat mendorong masyarakat kembali merokok atau beralih ke produk ilegal dari pasar gelap.


Upaya Menuju “Tobacco Free Ireland”


Irlandia menjadi salah satu dari sekitar 50 negara yang sudah menerapkan pajak serupa. Pemerintah berharap kebijakan ini mendukung target program Tobacco Free Ireland, yaitu menurunkan angka perokok menjadi di bawah 5% dari populasi.


Kendati menuai perdebatan, pemerintah tetap yakin bahwa perlindungan kesehatan masyarakat dan generasi muda merupakan prioritas utama dibandingkan kepentingan industri atau kebiasaan konsumsi individu.